Kemal si Blogger Iseng

show them all you're not the ordinary type

Film Versus Reality

Pernah nyadar gak sih kalau film itu kadang bisa lebai banget? Maksudku, kadang pemeran utama dalam film itu jadi susah banget mati apapun rintangan yang dia hadapi, atau ketika cinta tiap pemeran utama bakal berakhir dengan sangat dramatis. Aku tau apa yang kalian pikir, "Itu kan cuma film, ya biarin ajalah." Ya sih, tapi kan kadang aku ngebandingin apa yang terjadi di film dengan realita sehari-hari.....dan itu gak masuk akal banget. Berikut contoh-contohnya :

1. Adegan Tembak-tembakan



Film :
Pemeran utama lari kesana kemari sambil tembak-tembakin musuhnya dan itu selalu tepat. Sementara itu para penjahat dengan jumlah yang banyak dan menembak kayak orang kesetanan gak pernah tembakannya mengenai sasaran. Pemeran utama seperti invicible.

Reality :
Kalau udah namanya organisasi penjahat, mana mungkin sih anggotanya gak tau cara nembak yang bener. Mana mungkin kita bisa ngabisin banyak orang segampang itu, yang ada tuh kita bakal dikepung dan mati dalam seketika.

2. Adegan Kecelakaan Lalu Lintas



Film :
Ingat film Die Hard 4 waktu adegan kecelakaan mobilnya? Mobil nabrak sana sini dan malah sampai terlontar ke udara. Pemeran utamanya selalu berhasil mengelak di saat-saat kritis. Hebatnya lagi, kadang mereka berhasil menghindari semuanya dengan badan utuh sehat hanya dengan luka tergores dikit.

Reality :
Kalau ada kecelakaan mobil, kita baru nyadar di saat akhir kalau kita lupa pake sabuk pengaman. Terus tabrakan dan minimal patah tulang lah. Habis itu kita kena tilang.

3. Adegan Ketemu Pasangan Cinta Pertama Kali



Film :
Mereka ketemu gak sengaja, entah karena tabrakan atau kebetulan lagi beli sesuatu yang sama. Kalau tabrakan, dua-duanya bakal minta maaf. Lalu mereka sama-sama ketawa malu-malu. Si cowok lalu ngajakin si cewek buat minum kopi sambil ngobrol-ngobrol. Romantis.

Reality :
Kita tabrakan sama cewek secara gak sengaja, dan bukannya minta maaf, eh kita malah dimarahin karena gak bisa jalan dengan bener. Kalau kita ngajakin dia minum kopi setelah itu, kayaknya bakal disangka psikopat deh.

4. Adegan Romantis saat Hujan-hujanan



Film :
Waktu pasangan ini lagi jalan-jalan, eh turun hujan. Tadinya mereka sempat berteduh sebentar, tapi si cewek lalu narik tangan si cowok buat hujan-hujanan. Mereka terus dansa di tengah hujan lalu ditutup dengan ciuman. Si cewek lalu akan berkata, "Makasih ya, ini kencan terbaik selama hidupku."

Reality :
Bukannya romantis, kita bakal kena marah pacar kalau ngajak mereka jalan-jalan terus hujan. Apalagi kalau besoknya dia sakit, bisa-bisa kita diputusin dengan alasan gak bisa nyari waktu jalan-jalan dengan becus (tentu saja dikaburkan dengan perkataan "kamu terlalu baik buat aku")

5. Adegan Ketika Ada Suara Misterius


Film :
Ketika para tokoh film sedang ngobrol-ngobrol biasa di rumah yang katanya berhantu, terdengarlah suara misterius di gudang. Salah satu dari mereka akan mengecek kesana tanpa senjata sama sekali, paling maksimal cuma bawa senter.

Reality :
Bayangkan itu terjadi sama kita, yang kita lakukan pertama kali adalah kabur secepatnya. Kalau mea ngecek juga pasti rame-rame karena takut kalau sendirian.

6. Adegan Berkorban demi Orang Lain


Film :
Terlalu banyak orang baik yang mau mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain. Entah dia sengaja meninggalkan dirinya di tengah zombie agar yang lain bisa kabur. Atau adegan melompat untuk menahan peluru yang ditembakkan ke orang lain.

Reality :
Sebisa mungkin kita pasti akan mencoba menyelamatkan diri kita sendiri dulu. Kalau kita ditengah zombie, kita pasti akan berusaha agar orang lain yang dimakan agar kita bisa kabur. Mau melompat ke depan peluru juga mustahil. Emangnya seberapa cepat kita? Paling juga pelurunya udah nembus kepala orang lain sebelum kita bisa lompat di depan dia

PikaSquad Short : Guitarman

Aku, Ali dan Zico udah berencana membuat film-film pendek random dengan nama tim PikaSquad. Untuk awal, aku dan Ali membuat sebuah film pendek random tentang superhero yang mempunyai kekuatan super bisa berubah menjadi gitar. Dia....tidak punya kemampuan apa-apa lagi setelah itu.


Vlog : Karimun Jawa

Waktu jalan-jalan kmarin ke Karimun Jawa, aku sempat ngerekam dikit-dikit untuk dijadikan vlog. Dan sekarang, dengan kemampuan editing pas-pasan, aku berhasil menyelesaikannya. Aneh juga perjalanan 3 hari hanya terekam dalam video 8 menit. Yang mau tahu cerita lengkapnya, baca aja disini. Enjoy :-D


Bagaimana Cara Terlihat Keren Didepan Gebetanmu



Banyak yang berkata begini : "Kalau mau dapatin cewek, jadilah dirimu sendiri." Well, mari kita jujur disini. Kata-kata itu hanya berlaku untuk orang yang emang punya tampang bagus dan pergaulannya tinggi sehingga bisa bersikap santai di depan cewek. Jika kamu jelek, hampir tak punya bakat apa-apa dan kayak orang stroke kalau di depan gebetan, maka kata-kata itu tak berlaku. Karena itu, sebagai perwakilan orang-orang dengan sifat "spesial" seperti itu, akan memberitahu cara bersikap keren di depan gebetanmu.

1. Minimal mandi



Gimana kamu mau deketin gebetan kamu, kalau dia udah ngejauh karena cium baumu dari jarak 100 meter? Keren memang penting, tapi minimal dengan mandi bau badan kita tidak menambah polusi udara dan membuat dia ilfil sama kita.

2. Cari tahu hobi dia



Udah capek-capek ketemu dia, eh kamu malah bingung mau ngomong apa, sehingga jadi canggung. Nah, untuk menghindari itu, kamu harus cari tau hobi dia apa. Yah, stalking dikit-dikit gak papa lah, kan untuk tujuan mulia. Kalau udah tau, kamu cari info deh tentang hobinya. Kalau dia hobi kucing, kamu cari tahu segala sesuatu tentang kucing, lalu carilah topik pembicaraan dari situ. Contoh :

Jika dia suka kucing
pertanyaan yang benar : kamu tahu gak sih kalau kucing itu katanya membawa keberuntungan lho.
pertanyaan yang salah : kamu tau gak sih kalau muka kamu kayak kucing??

3. Jangan bawa-bawa masalah kamu


Emang sih jujur itu penting, tapi kamu perlu tau waktu. Di awal-awal tunjukkan kalau kamu itu hidupnya sempurna dan selalu ceria, dengan begitu dia juga akan lebih enak curhat ke kamu karena tau kamu gak ada masalah. Kan gak enak kalau gebetan kamu yang tadinya mau ngobrol-ngobrol santai eh malah kamu sodorin dengan masalah kuliah kamu atau masalah jenis kelamin kamu (lho?)

4. Tunjukkan kelebihan kamu



Daripada mempermasalahkan apa yang gak kita punya, mending kita maksimalin apa yang ada kan. Perlihatkanlah kelebihan kita di depan gebetan. Misalnya jika kamu punya gigi yang rapi dan bersih, maka sebisa mungkin tampilkan gigimu saat kalian ngobrol, asal jangan senyum-senyum tampak gigi saat dia cerita sedih. Kalau kamu jago main bola, sambil ngobrol, kamu coba aja jugling-jugling bola sambil dengerin dia, pasti dia akan merasa kamu keren banget.

5. Selalu ada untuk dia


Ini yang paling penting. Sekeren apapun kamu, kalau kamu cuek sama masalah dia, maka kamu gak akan dapat kesempatan. Malah, cewek akan lebih senang sama cowok jelek tapi peduli daripada cowok keren tapi kelewat cuek. Kalau kamu ngerasa kalah ganteng atau kalah bakat dari sainganmu, maka maksimalin disini. Waktu dia sedih, langsung beliin tisu terus kamu dengar masalah dia. Kalau dia senang, kamu langsung nari poco-poco didepan dia. Berusahalah!

Cinta itu Rumit?


Aku dan ketiga temanku berkumpul untuk melaksanakan rencana kami, rencana yang sangat matang agar aku bisa menembak Annisa dengan keren. 
"Oke, kita ulang lagi. Annisa akan makan batagor bersama temannya saat jam makan siang. Saat itulah aku, Zico dan Frank akan mengajak temannya satu-satu agar meninggalkan dia sendirian. Saat itulah kau datang dari belakang, menepuk bahunya dengan lembut, lalu memberikan dia bunga yang kemarin kita beli. Setelah itu tembak dia didepan anak-anak lain," jelas Ali, temanku yang juga kepala strategi dalam misi ini.
Kami mengangguk. Aku mungkin terlihat tenang diluar, tapi didalam bunyi jantungku seperti bunyi gendang saat lebaran.
"Kem, kau siap gak?"
"Iye, iye."
"Pokoknya kalau ini berhasil, dirimu akan dapat pacar dengan gaya," timpal Zico.
Aku sekali lagi mengangguk. Ini harus berhasil.
Mungkin akan kuceritakan sedikit tentang perasaanku sekarang. Awalnya aku hanya menganggap Annisa cewek sekelas yang biasa. Tapi perlahan-lahan rasa cinta itu muncul. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin karena sikapnya yang ceria. Mungkin karena dia yang selalu baik denganku. Yang jelas, aku semua tentang dia sekarang.
Setelah aku menyadari perasaan itu, hidupku persis orang sakit mental, terutama kalau di depan dia. Kalau dia ajak bicara, aku kesulitan mengerti apa yang kubilang. Kadang selama pelajaran aku curi-curi pandang, dan kalau dia keluar kelas, aku langsung merenung sendirian. Persis kan kayak orang sakit mental.
Ali dengan cepat sadar kalau aku sedang suka sama Annisa. Ini anak pikirannya emang jeli kalau melihat sesuatu yang berhubungan dengan hubungan orang lain, tapi sayangnya tak menular ke pelajaran. 
Dialah yang mengusulkan pertama kali agar aku menyatakan perasaan ke dirinya. Aku jelas minder. Annisa itu cewek populer di kelas, dan nembak di depan teman-teman itu berisiko besar. Mending kalau berhasil, kalau gagal cerita itu bisa terus berlanjut sampai aku lulus SMA.
"Bro, bro, cinta itu perlu pengorbanan," kata Ali.
"Ya Bro, kalau mau berhasil ya harus usaha," timpal Frank. Nih anak gaya banget, padahal baru-baru ini dia juga ditolak dengan sadis oleh orang yang disukainya. Gimana kalau itu juga terjadi padaku?
"Kayaknya cara kita rumit banget ya," kataku.
 
"Udahlah Kem," jawab Zico, "kita coba aja dulu. Selalu ada kemungkinan berhasil kan. Cinta itu emang rumit." Dan dengan itu kami bubar.
Harinya pun tiba. Selama pelajaran jantungku terus berdetak kencang, sampai tidak fokus sama pelajaran (yah, biasanya juga aku gak fokus sih). Puncaknya adalah ketika bel berbunyi. Aku dan teman-temanku saling melihat. Saatnya rencana dimulai.
Sesuai dugaan, Annisa pergi makan batagor dengan tiga temannya. Aku menunggu dibalik dinding, mengintip-intip dengan khawatir. Kulihat Zico muncul dan berbicara dengan mereka, lalu membawa satu temannya pergi. Setelah itu Ali melakukan hal yang sama. Muka mulai Annisa terlihat bingung. Tak lama, Frank muncul dan berhasil membawa temannya yang terakhir, walaupun aku melihat Annisa sempat memarahinya. Entah apa yang dia jadikan alasan untuk membawa temannya tapi aku yakin pasti bodoh.
Sekarang giliranku. Rasanya jantungku mau melompat keluar saking tegangnya. Aku menyembunyikan bunga di belakang badanku. Dengan pelan, aku berjalan ke belakangnya.
Mungkin karena terlalu tegang, aku tak sengaja menepuk bahunya terlalu keras. Hal yang terjadinya sungguh diluar dugaan. Badannya menegang dan dia terlihat kesakitan. Ternyata aku tak sengaja menepuknya saat dia sedang menyuap batagor ke mulutnya, dan itu membuat dia tersedak batagor.
Situasi langsung berubah 180 derajat, dari yang aku mau menembak dia dengan keren, malah berakhir dengan dia meronta-ronta minta bantuin. Karena panik, aku dengan bodohnya menepuk-nepuk dia dengan bunga yang tadinya akan kuserahkan padanya. Annisa dengan susah payah minum dan kembali normal.
Kini Annisa menatapku dengan marah, "Apa-apaan sih kagetin gitu?? Aku hampir mati tahu!"
Aku tak bisa bicara saking tak tahu harus ngapain lagi.
"Dan itu bunga dari mana? Bukannya bantuin malah pukul aku pakai bunga."
Entah darimana, ada suara sialan berteriak, "Ciee Kemal bawa bunga buat Annisa!!" Imbasnya, teman-teman di kantin mulai bersorak menggoda kami. Annisa menatapku, tapi aku hanya bisa bertampang cool (baca : pucat). Karena tak ada jawaban, Annisa pergi meninggalkan kantin. 
Teman-temanku datang untuk menghiburku, "Kau tuh bodoh banget ya," kata Zico. Makasih lho Zico, itu sangat menghibur.
"Aku tak tau harus berbuat apa."
"Aku juga tak menyangka bisa sesial itu," kata Ali, "Ya udahlah, mungkin dia memang bukan buatmu." Aku mengangguk saja, walau sebenarnya tak setuju.
Besoknya, Annisa sedikit bersikap menjauhiku. Dia memang masih mau diajak bicara, seakan-akan tak terjadi apa-apa kemarin, tapi aku merasa berbeda. Dia tidak seakrab dulu. Dan hal itu berlangsung terus. Teman-temanku sendiri sudah menyuruhku menyerah.
Suatu hari, secara tak sengaja, aku bertemu dengan Annisa saat kelas kosong. Teman-temannya sudah pergi duluan dan dia harus mengambil sesuatu dulu di tas. Aku saat itu tak banyak berpikir dan langsung memanggilnya.
"Annisa."
Dia melihatku, "Ya?"
"Aku ingin mengatakan sesuatu..."
Annisa berhenti merogoh tasnya, menunggu kata-kataku.
"Aku sebenarnya suka padamu. Sudah lama aku memendamnya. Maafkan yang kulakukan waktu itu di kantin. Bunga itu tadinya buatmu. Teman-temanku mencoba membuat keadaan supaya kamu sendiri. Maaf sekali lagi. Aku hanya tak tahu harus melakukan apa."
Aku sudah siap dia marah atau paling tidak meremehkanku, tapi ternyata dia malah menghela nafas. "Kenapa harus rumit gitu sih? Kamu kan bisa bilang aja."
"Aku merasa....cara itu lebih keren."
Dia tersenyum, senyuman yang sangat manis, mungkin itu juga salah satu alasan kenapa aku menyukainya. Dia mendekatiku dan memegang tanganku, "Ini juga keren kok." Setelah itu dia berjalan ke arah pintu.
"Eh tunggu," kataku, "Apa itu artinya kamu menerima perasaanku?"
Annisa menoleh kepadaku dan tersenyum lagi, "Menurutmu?" 
Dia lalu pergi. 
Aku berdiri sendirian di kelas. Perasaanku luar biasa lega bercampur luar biasa senang.
Kalau dipikir-pikir lagi, selama ini aku hanya memikirkan hal-hal yang tidak penting seperti bagaimana cara menembaknya dengan keren atau reaksinya saat kutembak, aku tak pernah menyangka cara seperti inilah yang paling tepat.
Jadi apakah cinta itu rumit?
Menurutku cinta itu sederhana. Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat.

Then and Now

Statusku tanggal 31 Oktober 2009



.
.
.
.
.
Tanggal 7 Juni 2013


Oh kemal jaman dulu, kau sangat naif....

Catatan Perjalanan Ke Karimun Jawa

Sekitar seminggu yang lalu, aku dan sembilan orang temanku pergi jalan-jalan ke karimun jawa. Rencananya dari Bandung kami akan naik bus ke Jepara, lalu dilanjutkan naik kapal feri ke pulau karimun jawa. Disana kami akan tinggal homestay selama 3 hari 2 malam. Rombongan kami terdiri atas 4 cowok (Aku, Zico, Ali, Frank) dan 5 cewek (Rere, Intan, Puce, Medina, Tepi).

Karena pengalaman dulu pernah hampir mati kedingininan waktu naik bus malam, aku pun memakai jaket tebal. Ternyata busnya biasa aja, malah panas. Dan makin panas karena yang duduk di bangku sebelahku adalah pasangan Ali-Rere yang lagi mesra-mesraan, sedangkan yang duduk di sebelahku itu Zico, cowok bermuka nelayan (cocok nih kita mau ke pantai).



Perjalanan dari Bandung ke Jepara menghabiskan waktu 12 jam yang berarti....pantat keram! Berkali-kali aku ngubah gaya duduk supaya pantat bisa nyaman lagi. Aku kurang bisa tidur pulas kalau didalam bus, jadi berkali-kali kebangun, dan ini jadi masalah, karena kalau anda naik bus malam, pasti tau deh supirnya itu mantan pembalam nascar semua. Salip sana salip sini, kayaknya tuh supir gak sadar kalau dia itu bawa bus dan bukannya ojek. Pernah aku kebangun dan pas banget saat bus nyalip truk dengan kecepatan tinggi sementara ada bus lain di lawan arah. Naik bus malam pun membuatku semakin beriman.

Enaknya jalan sama temen-temen itu kita bisa ngobrol-ngobrol buat ngabisin waktu. Sementara yang lain curhat-curhatan, aku dan Zico malah nyanyi-nyanyi semua lagu masa kanak-kanak dari mulai kapten Tsubasa sampai Ultraman. Sementara itu, supir bus muter lagu klasik barat jaman-jaman dulu di depan, tumben nih dapet supir gaul. Tapi pandanganku berubah karena setelah itu dia tetap menyetel dangdut remix.

Sesuai dugaan, sampai di dermaga Jepara, kami semua kayak kena penyakit fisik disebabkan pantat yang tidak proporsional lagi. Kami masih harus menunggu sekitar 3 jam lagi sebelum kapal datang, jadi para cowok memutuskan untuk memakan makanan khas Jepara. Apakah itu? Ya, Indomie! Aku tahu, aku tahu, ngapain juga jauh-jauh ke Jepara cuma buat makan Indomie, tapi yah mau gimana lagi, Indomie kan seleraku.

Kami disini juga bertemu tour guide kami yang bernama Agus. Sekilas orangnya bergaya preman (aku sempat was-was juga, jangan-jangan salah guide dan bakal berakhir dijual ke Malaysia) tapi orangnya baik banget lho. Dia memberi kami tiket kapal satu per satu. Anehnya di tiket itu namanya tak sesuai dengan nama kita. Misalnya, aku mendapat nama Marina (temanku yang gak jadi ikut), bahkan Puce dapat nama Joko. Siapa pula itu Joko??

Untunglah nama di tiket tak terlalu berpengaruh. Kami tetep boleh masuk dan mengambil tempat duduk paling belakang. Kapal itu menyediakan TV, yang sayangnya menayangkan video klip lagu-lagu alay Indonesia. Sebenarnya setelah kapal jalan, TV itu ganti menayangkan film Box Office, tapi keliatan banget bajakan dan teksnya pasti copy banget dari Google Translate. Jadi, aku dan beberapa temanku memutuskan pergi keluar kapal untuk melihat-lihat laut.

Sesaat sebelum Frank jatuh ke laut

Pemandangan dilur sangat keren. Kita bisa melihat laut luas sepanjang mata memandang. Kebetulan cuacanya agak mendung, jadi lumayanlah gak panas. Angin lautnya juga kencang banget sampai-sampai aku takut kalau ada temanku yang kurus bakal kebawa angin dan hilang di lautan. Inilah keuntungan jadi orang gendut, mwehehehe. Diatas kapal kita juga kenalan sama bapak-bapak yang lagi berlibur juga, tentu saja setelah itu kita minta bapak itu fotoin kami semua, namanya juga kami generasi narsis.

Ali, Rere dan Medina

Setelah 3 jam perjalanan, sampailah kami di pulau Karimun Jawa dan langsung diantar ke tempat homestay kami. Aku sekamar sama Zico, dan Frank sekamar sama Ali, walaupun ujungnya entar kami tetep tidur berempat, kami kan tidak terpisahkan (syalalalala).

Baru juga santai bentar, tour guide kami udah manggil buat pergi ke pantai. Karena waktunya agak telat dari rencana semula, kami terpaksa makan siang di kapal sambil menuju tempat snorkling pertama (yang ternyata lumayan jauh). Nah, disinilah aku dengan bodohnya baru sadar kalau aku gampang mabuk laut. Makan di kapal membuatku lebih parah dan dalam sekejap badan udah gak enak banget, tapi aku tetep berusaha keren, kan ada gebetanku ngeliat (ups, siapa tuh, sensor aja lah ya).

bukan, itu bukan ikan tuna mati

Sampai di tempat yang ditentukan, kami dengan semangat 45 langsung nyebur, gak sadar kalau banyak karang sehingga beberapa temanku luka kena karang. Kukira kalau aku nyebur mabuk lautku bisa hilang, ternyata terombang-ambing dilaut dengan baju pelampung sama bikin mualnya. Alhasil akulah yang pertama naik ke kapal. Dan aku sempat-sempatnya kena sial disana. Kakiku gak sengaja terpeleset dan jatuh dari kapal dengan gaya. Sial sial.

Setelah itu kami diantar ke pantai di pulau terdekat untuk main-main sebelum balik ke homestay. Nah, kalau di luar negeri ada perang bola salju, maka kami lebih keren, kami main perang bola pasir pantai. Aku, Frank, Ali dan Medina saling melempar bola pasir dengan kejam dan memakai strategi. Hal ini berakibat agak buruk ketika Medina tak sengaja melempar bola pasir ke salah seorang cowok lewat. Muka Medina pun jelek karena merasa bersalah di sisa hari itu.

Malamnya kami pergi ke alun-alun untuk mencari jajanan. Bilangnya sih jajanan, tapi aku, Zico dan Frank beli jagung bakar, malah Ali-Rere beli mi ayam. Setelah itu kami kembali ke homestay dan aku diajarin cara bermain capsah (bener gak sih gini nulisnya) dan uno. Kalau uno sih masih mending, aku masih bisa menang, tapi kalau capsah aku bener-bener gak jago, kalah melulu.

Malam di kamar cowok cukup terganggu dengan uniknya suara ngorok Frank. Tarikannya keras dan waktu mengeluarkan napas kayak orang menirukan suara gema, dilanjutkan dengan tarikan lagi yang kayak kambing disembelih. Aku dan Zico yang kebangun karena itu sempat berpikir untuk tidur di luar, tapi akhirnya menyerah pada nasib. Si Ali hebatnya bisa tidur nyenyak.

Kami bangun besoknya jam 8 pagi, dan yang bangunin tentu saja Rere, ibu kita semua. Nih anak udah bangun dari jam 5 pagi, ngapain coba, kadang aku heran sama anak rajin. Rencana hari ini tak beda jauh dengan hari sebelumnya, yaitu snorkling lagi, hanya saja kali ini tempatnya berbeda.

mencoba menjadi nelayan metal

Belajar dari pengalaman, aku makan sesedikit mungkin dan secepat mungkin agar perutku tak mual lagi saat di kapal. Hal ini cukup berhasil, sampai aku snorkling untuk kedua kalinya. Awalnya sih gak papa, tapi lama-lama mulai mual juga. Aku terpaksa naik pertama lagi.

Setelah itu kami pergi ke Pulau Tengah untuk menikmati pantai dan ikan bakar. Disini aku baru tau kalau Intan ternyata alergi ikan. Ini pertama kalinya aku lihat orang alergi ikan, jadi kasian. Soalnya ikan kan banyak banget jenisnya dan enak-enak, sayang banget yang alergi ikan. Bayangkan kalau dia terdampar di pantai tak berpenghuni dan satu-satunya sumber makanan adalah ikan di laut, pilihannya ada dua : mati kelaparan atau mati karena alergi. Menyedihkan. Aku jadi terharu.

Yang satu lagi aku tahu, Intan adalah narsistik yang agak akut. Bayangkan dari semua foto-foto kami di Karimun Jawa, setengahnya pasti ada penampakan dia atau gak dia foto dirinya sendiri. Ckck.

yang satu mabuk laut, yang satu alergi ikan, berdua kami tak akan selamat jika tersesat di laut

Kembali di cerita, di pantai kami sempat mengubur Zico di pasir. Sebenarnya untuk menguburnya tak perlu lama, tapi kami, anak-anak iseng, menghabiskan banyak waktu untuk membuat (maaf) kemaluannya dari pasir agar tegak sempurna. Aku tahu, itu salah, tapi kalau sama teman biasalah kita melakukan hal yang gila. Yang lebih parah, setelah membuat 'bagian' laki-lakinya, kami juga membuat 'bagian' ceweknya, sehingga zico menjadi manusia pasir berkelamin ganda.

Setelah bermain-main di pantai, kami pergi ke laut lagi untuk snorkling terakhir kalinya. Tempat yang terakhir ini sebenarnya jauh lebih bagus dari dua sebelumnya, tapi aku kapok mabuk laut lagi, jadi aku dan Medina, pergi main-main ke pantai yang kosong. Sayang banget aku gak bawa kamera buat foto, karena pemandangannya bagus banget. Aku dengan gaya pun menuliskan 'Kemal was here' di pasir, sedangkan Medina lebih ekstrim, dia menulis 'follow @medination' supaya followernya nambah. Niat banget sih.

Tujuan berikutnya kami menuju ke penangkaran ikan hiu. Rencananya kami akan berenang sama ikan hiu, hiiiii. Tadinya aku mau banget, tapi sampai disana jadi gak minat berenang lagi. Hal itu diperburuk dengan cerita dari mas Agus yang mengatakan dulu ada orang yang pernah digigit disini. Oh Hell No Biatch! Aku pergi dari sini!

Intan berfoto di depan penangkaran, tak sadar dia akan diumpankan ke hiu sebentar lagi

Kami lalu kembali lagi ke homestay dan mendapati badan kami terbakar sinar matahari dimana-mana, terutama Zico, Frank dan Ali yang dengan gaya turis buka baju selama perjalanan. Emang seharian ini panas banget, beda sama hari sebelumnya yang adem-adem gerimis. Aku sendiri hanya terbakar di bagian muka yang menyebabkan kulit terkelupas sedikit. Yang jadi paling item adalah Rere, dan Tepi adalah yang paling tidak berpengaruh, seakan sel-sel cinanya menolak sinar matahari. Tapi yang paling parah adalah Zico, nih anak selain jadi item, punggunya juga melepuh karena luka bakar sehingga harus ditaruh bedak.

Zico, nelayan kita, sehabis pelayaran

Malamnya kami kembali ke alun-alun untuk makan dan bersantai-santai. Kami menghabiskan malam untuk berbelanja survenir sebagai hadiah pulang nanti. Pesanku kepada kalian wahai cowok : janganlah berbelanja bareng cewek karena lamanya minta ampun. Heran deh kenapa cewek kalau milih-milih baju bisa lama banget. Setelah itu semua, beberapa langsung tertidur. Zico belajar dari pengalaman dan tidur duluan sebelum Frank ngorok. Sisanya aku, Medina, Puce dan Frank main uno sampai tengah malam sebelum tidur. (catatan : aku hampir selalu menang lho, mwehehehe).

Dan bener aja, Frank yang tadinya janji gak bakal ngorok lagi, eh dengan tega melanggar janji tersebut. Kali ini memang tak lama, tapi kualitas ngoroknya semakin besar. Ampun mak ampun!

Sebenarnya supir kami berjanji besok pagi akan membawa kami ke pantai untuk melihat sunrise, tapi kami di php-in banget. Udah capek-capek maksain bangun pagi, eh si supir malah gak datang, tanpa penjelasan pula. Aku kan gak suka digantungin gini (eh?).

Lalu pada siangnya kami pergi lagi ke dermaga untuk naik kapal ke Jepara. Lalu setelah itu melanjutkan ke Bandung selama 12 jam di bus (pantat tepar lagi nih). Berakhirlah sudah perjalanan kami di Karimun Jawa. Banyak kenangan yang menyenangkan, dan aku agak nyesel kurang banyak mengabadikannya di kamera.

We're back to Bandung, Biatch!

Karimun Jawa memang panas dan membuat kami gosong. Aku emang beberapa kali mabuk laut. Para cowok emang sulit tidur dengan dengkuran manja Frank. Tapi itu semua menyenangkan.

Bye-bye Karimun Jawa.