Kemal si Blogger Iseng

show them all you're not the ordinary type

Mencari Wi-Fi


Pagi ini sangat cerah. Di luar angin bertiup sepoi-sepoi, menemani kicauan burung yang bernyanyi di ranting pohon. Bunga di pinggir jalan bermekaran. Karena masih pagi, belum ada suara bising dari mobil-mobil yang melintas. Kupu-kupu melintas di depanku saat aku membuka jendela untuk merasakan cahaya pagi.
“Haahh, ini benar-benar hari yang sempurna untuk.....internetan!”
Kututup jendela itu dan kunyalakan laptopku. Aku penasaran dengan kelanjutan film yang kutonton secara online kemarin malam. Lalu aku juga harus meng-update blog-ku, bercanda dengan temanku di media sosial, dan kulanjutkan lagi dengan menonton video-video kucing lucu di Youtube. Ini akan jadi hari yang sempurna.
Kupasang modem ke laptopku. Sinyalnya terlihat bagus. Tuh kan, sudah kubilang ini akan menjadi hari yang sempurna.
Kutekan tombol ‘Connect’. Lho, kok gak nyambung ya? Kucoba tekan berkali-kali. Sial, kenapa pula nih modem? Kucoba lagi, kali ini dengan melepaskan modemnya dulu, lalu memasukkannya lagi. Hasilnya nihil.
“Maaf Mas, jaringannya lagi bermasalah. Besok baru bisa lagi,” kata mbak-mbak operator di seberang telepon ketika aku mencoba mengadu.
“Besok? Besok? Mana bisa saya hidup sehari tanpa internet Mbak!!”
Mbak-mbak itu mencoba menjelaskan dengan ramah, tapi di telingaku dia terdengar seperti sedang menyanyikan lagu kematian. Aku menutup telepon dengan kesal karena merasa tidak ada gunanya juga marah-marah.
Lalu aku berpikir, apa ya yang bisa kulakukan sekarang? Lima menit kemudian, aku tersadar kalau tak ada satu pun kegiatan yang terpikirkan olehku yang tidak melibatkan internet. Mau nonton TV, biasanya juga streaming. Mau baca berita, biasanya lihat online terus. Mau main game, biasanya juga main game online melulu.
Saat itu juga aku menguatkan tekad. “Aku tak bisa begini terus. Aku harus mencari wi-fi di dekat sini.”
Aku tahu di dekat sini ada rumah makan padang yang menyediakan wi-fi juga. Buru-buru kucek dompetku, yah lumayanlah masih ada 50 ribu. Aku memasukkan laptopku ke tas dan pergi ke rumah makan itu.
Tempat itu tidak terlalu ramai. Aku memilih salah satu meja dan mencoba bersikap sopan dengan memesan makanan terlebih dahulu sebelum menanyakan password wi-fi mereka. Tentu saja aku memesan makanan yang sesuai dengan budget-ku.
“Ngg Mas, password wi-finya apa ya? Mau kerjain tugas.” Aku gak tahu kenapa harus bohong, cuma aku segan aja bilang kalau aku lagi pengen lihat video kucing di youtube.
“Oh, passwordnya ‘rendangmantap’,” kata mas-mas itu. Buset, passwordnya masakan padang banget ya. Tapi aku tak mempedulikannya karena sudah girang duluan melihat sinyal wi-fi yang muncul di laptopku.
Hanya saja kenyataan tak sesuai harapan. Internetnya sangat lambat. Membuka google aja lama, gimana kalau mau lihat video? Aku emang pernah dengar gosip kalau wi-fi di restoran-restoran itu lambat, tapi aku tak menyangka separah ini. Maka sambil makan rendang, aku menangis depresi.
Tapi aku tak mau menyerah begitu saja. Aku kali ini mencoba ke kafe Starbucks yang wi-finya terkenal bagus. Aku tak tahu semahal apa kopinya, tapi yang penting beli satu aja kan?
Sampai di sana, aku tersadar akan mengerikannya dunia pergaulan anak muda. Harga kopi yang paling murah saja sudah di luar jangkauanku. Herannya, masih banyak aja orang yang beli. Kopi macam apa yang mereka jual? Apa yang memakai darah unicorn sampai bisa seenak itu? Apapun itu, aku tak bisa melakukan apa-apa kecuali mencari alternatif lain.
Aku berputar-putar sebentar sebelum akhirnya berhenti di depan salah satu kampus ternama di kota ini. Setahuku kampusku memiliki wi-fi juga, tapi sangat lambat. Kampus ini pasti memiliki wi-fi yang bagus, kan terkenal sih.
Aku masuk lalu duduk di salah satu teras gedung kuliah. Ternyata benar, ada sinyal wi-fi yang muncul. Dengan harapan tinggi, aku mencoba menyambungkannya. Tersambung. Dalam hati, aku berteriak girang dan memuja-muja dewa wi-fi.
Kucoba membuka situs youtube. Anehnya, yang terbuka justru halaman yang menunjukkan kita harus memasukkan nomor induk mahasiswa dan password. Mampus, aku kan bukan mahasiswa kampus ini.
Dengan putus asa, aku melirik kanan kiri. Ketika ada seorang mahasiswi yang lewat, aku bertanya dengan bersemangat, “Mbak, minta nomor induk sama password dong!!”
Mahasiswi itu melihatku terkejut. Dan bukannya memberi yang kuminta, dia justru terlihat ketakutan dan mempercepat jalannya. Aku terus mengejarnya.
“Mbak, tolong mbak, saya perlu banget wi-fi. Tolong saya Mbak!” Aku memegang tangannya. Mahasiswi itu terlihat lebih ketakutan melihat mukaku.
“Satpam!!” teriaknya. Dan aku ditendang keluar kampus. Pantat sakit, hati pun sakit karena belum bisa internetan.
Aku sudah hampir menyerah ketika aku melewati masjid di salah satu komplek rumah. Aku ingat temanku pernah mengatakan kalau masjid ini unik karena memiliki wi-fi. Mungkin ini adalah jawaban atas doaku.
Tapi masa sih aku ke masjid hanya untuk internetan? Aku merasa tak enak hati. Aku lalu pergi untuk mengambil wudhu dan shalat. Mungkin itulah pertama kalinya aku shalat di masjid.
Setelah selesai berdoa, aku pergi ke teras masjid. Di sana ada beberapa pemuda dan bapak-bapak yang sedang berkumpul untuk mengaji bersama. Aku jadi malu sendiri ketika mereka sedang membuka kitab suci Al-Quran sedangkan aku membuka kitab suciku sendiri, yaitu laptop. Aku mengecek sinyal wi-fi masjid ini. Semoga bagus.
TIDAK ADA SINYAL WI-FI!! APA-APAAN INI??
Masa sih temanku bohong supaya aku mau pergi ke masjid? Kurasa dia tidak sebaik itu. Aku dengan malu-malu bertanya pada pengurus masjid soal ini.
“Oh, karena mau ada pengajian akbar, wi-finya dimatiin dulu hari ini,” katanya. Pengajian akbar, itu jelas tindakan bagus. Tapi mematikan wi-fi? Bagiku itu adalah tindakan yang patut diganjar dosa besar.
Aku akhirnya menyerah dan pulang ke rumah. Mungkin di rumah ada yang bisa kukerjakan untuk mengisi waktu. Seperti...belajar atau olahraga. Memikirkannya saja sudah membuatku hampir menangis.
Tiba-tiba aku melihat sesuatu yang membuat jantungku berhenti sesaat. Antena wi-fi. Di rumah salah satu tetanggaku. Mungkin...mungkin.....
Aku duduk di trotoar depan rumah itu lalu membuka laptop. Sinyal wi-fi terlihat jelas. Aku dengan takut-takut mencobanya. Tersambung. Dan aku bisa membuka situs di internet dengan lancar.
Rasanya aku melayang. Akhirnya, ada wi-fi yang bisa digunakan. Walaupun ini berarti aku mencuri wi-fi orang, aku tak peduli. Banyak yang harus kulakukan.
Aku sekilas melihat orang yang kucuri wi-finya melihatku dari jendela rumah. Dia terlihat tidak senang dengan kehadiranku, tapi hatiku sudah sekeras batu. Kupasang headset di laptopku agar tidak mendengar keluhan apapun.
30 menit berikutnya kulalui dengan memuaskan. Aku menonton satu episode dan meng-update blog-ku. Aku mengintip ke arah jendela. Si pemilik wi-fi itu masih ada di sana. Dia melihatku sebentar dengan kesal.
Tiba-tiba saja mukanya berubah panik. Dia menggerak-gerakkan lengannya menunjuk sesuatu sambil berteriak. Karena headset, aku tak tahu dia bicara apa. Aku lalu menoleh ke arah yang dia tunjuk.
Sebuah mobil besar sedang menuju ke arahku. Aku sempat melihat sopirnya yang sepertinya tertidur sebelum semuanya berubah gelap.



Aku terbangun di sebuah tempat yang didominasi warna putih. Tempatku berbaring sebelumnya sangat empuk dan hangat, seperti kasur yang baru saja dijemur.
“Di mana aku?” tanyaku bingung.
“Kau di surga, wahai manusia...”
Aku terkejut ketika melihat seorang laki-laki yang sangat ganteng tiba-tiba berbicara dari arah belakangku. Ada sesuatu yang aneh di punggungnya.
“Apa itu...sayap? Kau ini malaikat?”
Dia melihat ke sayapnya lalu mengangguk, “Memang benar ini sayap. Maaf kalau terlihat kotor, aku lupa mencucinya pagi ini. Dan ya, aku malaikat.”
Bukan hanya fakta kalau malaikat mencuci sayapnya yang membuatku kaget, tapi juga kata-katanya sebelumnya.
“Kau bilang ini di mana?”
“Di surga.”
“Maksudmu....aku...”
“Ya,” dia tersenyum, “kau mati dan masuk surga.”
Aku perlu waktu untuk mencerna ucapannya ini. Jadi, aku sudah mati sekarang. Dan aku sekarang berada di surga. Aneh banget kan? Mana mungkin aku masuk surga. Memangnya apa yang sudah kulakukan?
Malaikat itu menjawab semuanya seakan-akan bisa membaca pikiranku, “Kau masuk surga karena hidupmu hanya dihabiskan di kamar dengan laptopmu sehingga tak pernah berbuat jahat.”
“Wow,” komentarku kagum.
“Dan ini surga, kau bisa meminta apapun yang kau mau.”
“Benarkah?” tanyaku bersemangat, “Bisakah aku meminta laptop dan wi-fi?”
Malaikat itu mengangkat alisnya, lalu mukanya kembali cerah. “Oh, di surga tidak ada wi-fi.”
Aku melihatnya dengan pandangan kosong. Kata-kata ‘tidak ada wi-fi’ bergaung di telingaku.
Ini bukan surga. Ini neraka.

Top 10 Psychic Type Pokemon


Udah lama gak bikin top 10 Pokemon berdasarkan tipe, jadi mumpung gak ada kerjaan, akan kuberikan pada kalian top 10 Pokemon tipe psychic. Tentu saja ini semua adalah pendapatku dan bisa saja kalian tak sependapat. Gak perlu marah-marah jika Pokemon favorit kalian gak masuk list.

Tipe psychic di gen 1 sangatlah superior. Mereka rata-rata memiliki Sp. Att dan Speed yang tinggi tapi minim kelemahan. Satu-satunya tipe yang super effective pada psychic di gen 1 hanyalah tipe bug, dan menurutku tidak ada Pokemon tipe bug yang benar-benar bagus di gen 1. Mereka juga masih immune terhadap tipe ghost.

Sekarang tipe psychic memiliki kelemahan pada Bug, Dark dan Ghost, lalu super effective melawan Fighting dan Poison. Banyak Pokemon psychic yang keren, tapi inilah 10 favoritku :

10. Wynaut dan Espurr


Alasan aku memilih mereka berdua bukanlah karena kekuatannya atau apa, tapi karena dua Pokemon ini sangat imut. Ya, benar-benar alasan yang tidak bertanggung jawab. Tapi sekali lagi, ini kan top 10 pilihanku, jadi gak papa dong.

Wynaut adalah baby Pokemon yang paling kusuka. Aku tak tahu kenapa banyak orang yang kurang suka, padahal Wynaut selalu tersenyum dan ceria, tidak seperti Azurill yang entah kenapa dibuat sangat menderita. Aku juga suka Wobbuffet karena Wobbuffet yang dimiliki Jessie di anime sangatlah lucu.

Soal Espurr, saat awal-awal Pokemon X dan Y muncul, Espurr menjadi meme karena ekspresinya yang sangat tidak kenal ampun itu. Belum lagi Pokedex Espurr mengatakan kalau dia tidak bisa mengontrol kekuatan psychic-nya. Tapi lihatlah ketika dia tersenyum di anime, sangat imut!!

9. Reuniclus


Kalau mau jujur, aku tak pernah memakai Reuniclus secara pribadi. Hanya saja sejak competitve battle makin ramai karena Pokemon XY, aku sering melawan pengguna Reuniclus. Dan menurutku Reuniclus sangat bagus untuk dipakai dalam Trick Room team.

Reuniclus, yang entah kenapa menurutku lebih cocok tipe Ghost karena bentuknya yang aneh, agak berbeda dengan tipe Psychic umumnya. Dia memang memiliki Spa yang bagus, tapi  Speednya lamban. Justru, dia memiliki kelebihan di HP yang membuatnya menjadi tipe Psychic yang bulky. Tinggal max train di pertahanan, maka hampir pasti Reuniclus tak akan mati oleh satu serangan. Karena itulah dia sangat sempurna sebagai Trick Room user.


8. Delphox


Salah satu alasan aku memilih starter baru ini masuk ke list adalah karena typing Fire/Psychic yang menurutku cukup keren. Ngomong-ngomong, aku juga pernah kalah telak oleh Delphox yang memakai move Role Play dan meniru ability Mega Kangashkan. Aku gak menyangka Delphox ternyata cukup sulit untuk dikalahkan.

Lalu ada juga ability Magician yang bisa mencuri item lawan. Ditambah signature move-nya Mystical Fire yang bisa menurunkan Spa, Delphox bisa sangat menyebalkan. Desain Delphox juga cukup keren, walaupun aku berharap lebih ketika melihat Braixen yang imut. Mungkin satu-satunya kelemahan Delphox adalah selain Spa dan Spd, dia tidak mempunyai kelebihan lain.

7. Gallade


Gallade memiliki design yang sangat keren. Tipe Fighting/Psychic membuat Gallade menjadi adalah Pokemon psychic yang berbeda karena lebih bersifat menyerang. Aku pernah menggunakan Gallade di Pokemon BW sampai masuk ke Hall of Fame. Aku suka Gallade, walaupun aku tetap lebih memilih Gardevoir jika ditanya.

Mari kita lihat statnya. Seperti yang dibilang, Gallade kuat di Att dengan stat 125, plus ditambah Spd 115 untuk bertahan. Sayangnya, kelebihan itu agak terhambat dengan Speed yang biasa aja, hanya 80. Ini diperparah dengan Def dan HP yang kecil, masing-masing 68 dan 65. Strategi terbaik memakai Gallade adalah dengan memaksimalkan Attack alih-alih bertahan. Pasang Sword Dance dan Psycho Cut, atau mungkin berikan Choice Scarf agar lebih unggul dalam Speed. Asal tidak diserang duluan, Gallade bisa mematikan.

6. Lugia


Lugia adalah Pokemon legendary yang paling kusuka. Design-nya sangat anggun dan keren, bahkan artwork resminya seakan-akan mengatakan 'hug me bro!!'. Sangat jantan. Lugia dapat menyebabkan badai hanya dengan kepakan sayapnya. Karena kekuatannya yang terlalu besar itulah dia tinggal di dasar laut agar tak mengganggu. Pokemon tipe psychic/flying tapi tinggal di laut? Itu baru legend.

Lugia adalah Pokemon yang lebih bertahan di banding menyerang. Lihat saja statnya, Def 130 dan Spd 154, belum lagi dengan ability multiscale, sangat cocok untuk menjadi wall Pokemon. Tapi jangan salah, walaupun stat-nya attacknya biasa aja, masing-masing 90, Lugia punya Speed yang lumayan. Stat Speed 110 bisa membuat Lugia bisa menyerang musuh duluan. Jadi bisa dibilang kalau Lugia adalah Pokemon yang seimbang di semua sisi.

5. Mewtwo


Mewtwo mungkin adalah Pokemon legendary yang paling banyak penggemarnya. Jika kita bicara gen 1, maka Mewtwo adalah tujuan akhir kita. Pokemon ini menjadi legenda dari masa ke masa, hingga akhirna gamefreak membuat Mega Mewtwo di Pokemon XY, yang dengan base stat 780, adalah Pokemon terkuat yang pernah ada. Rasanya aneh memang kenapa Mewtwo diberikan Mega padahal pada dasarnya juga dia sudah kuat.

Soal kekuatan, jika kau memilih Mega Mewtwo X, maka kau akan mendapat typing unik Fighting/Psychic dan Mewtwo pun akan berubah menjadi monster attacker. Sedangkan Mewtwo Y akan melakukan kebalikannya. Aku lebih suka Mewtwo X, tapi agak dilema mengingat Mewtwo biasa sebenarnya lebih ke Spa walaupun Attacknya juga gak jelek.

4. Espeon


Lagi-lagi Eeveelution masuk ke list top 10-ku. Tapi aku tak mungkin tidak memasukkan Espeon. Memang seperti eeveelution lainnya, statnya sangat tidak seimbang, dengan Spa yang super bagus, tapi memiliki Defense yang sangat lemah. Espeon hampir mati oleh satu serangan mengingat HP-nya yang hanya 65. Tapi Espeon memiliki Speed yang bagus, membuatnya cocok menjadi Pokemon yang ditargetkan hanya untuk menyerang. Jangan lupa Espeon juga memiliki ability Magic Bounce yang bisa sedikit membantunya dalam strategi ini.

Aku pernah memakai Espeon sekali saat main Pokemon Silver dan menyukainya sejak itu. Aku tak bilang Espeon adalah Eeveelution terbaik, tapi dia sangat kuat dalam mengalahkan lawan. Selama tidak diserang duluan, Espeon bisa menjadi andalan kita.

3. Metagross


Aku memasukkan Metagross ke posisi 3 karena menurutku dia lebih ke tipe Steel dibanding Psychic, tapi percayalah, dia adalah salah satu Pokemon tipe Psychic terbaik yang ada. Harus kuakui, aku tidak terlalu suka gen 3 karena banyaknya Pokemon yang kuanggap...'jelek'. Tapi Metagross berbeda, dia terlihat keren, menakutkan dan kuat secara bersamaan. Aku tak heran Steven memakai Metagross sebagai andalannya.

Dalam hal stat, Metagross termasuk pseudo-legend, atau Pokemon non-legend yang statnya kelewat bagus. Coba lihat ini : Att 135, Def 130 karena tipe Steel-nya dan Spa 95 Spd 90 karena tipe Psychig-nya. Walaupun sama bagus, Metagross bisa dipakai sebagai kejutan. Tentu saja kebanyakan orang akan memaksimalkan Attacknya dengan kombinasi Zen Headbutt, Meteor Mash dan Bullet Punch. Tapi bisa juga kau membuat Metagross yang bisa Spesial Attack juga dengan memakai Psyschock, Psychic atau Flash Cannon. Dijamin lawan bakal kesulitan mencari cara untuk mengalahkan Metagross-mu.

2. Gardevoir


Satu lagi evolusi Kirlia yang masuk ke list ini. Seperti yang kubilang tadi, walaupun aku suka Gallade, aku tetap akan memilih Gardevoir jika ditanya. Alasannya bukan karena dia terlihat cantik atau apa (mungkin sedikit), tapi karena kebalikan dengan Gallade, Gardevoir justru unggul di bidang Spesial Attack, yang membuat movesetnya bisa lebih bervariasi. Dan sekarang di gen 6, tipe Fairy + Mega evolution yang diberikan membuat Gardevoir makin lebih sering dipakai dibanding Gallade.

Gardevoir biasa sudah cukup hebat dengan Spa 125 dan 115, tapi jika berubah jadi Mega, kekuatannya menjadi lebih mengerikan. Spa 165 dengan ability Pixielate sejujurnya sangat sulit dilawan, apalagi mengingat tipe Fairy memiliki keuntungan melawan Dark, tipe yang bisa menyulitkan Gardevoir. Pixielate bisa membuat Gardevoir tidak harus bergantung pada Moonblast untuk menyerang, bisa juga memakai Hyper Voice atau malah Hyper Beam yang super kuat. Ditambah serangan Psychic atau Shadow Ball, serangan Gardevoir bisa mengalahkan banyak lawan. Soal bertahan, Gardevoir terbantu dengan Spd yang mencapai 135. Satu-satunya kelemahan Gardevoir adalah Defense yang terlalu lemah.

1. Alakazam


Sebagai Pokemon tipe Psychic yang sangat original dan sangat kuat, Alakazam menempati posisi pertama. Walaupun shiny Alakazam sangat pinky dan aneh, Alakazam memiliki kumis seorang Psychic sejati. Maksudku, lihat kumisnya yang majestic itu. Dan dia membawa dua sendok kemana-mana, seakan-akan siapa menyantap apapun yang menghadang. Jika itu belum cukup, bam!! 5 sendok ketika berubah jadi Mega, bahkan tanpa dipegang. Sungguh, sungguh menakjubkan.

Oke, mari kita serius. Alakazam selalu ditakuti lawan karena dua hal, Spa yang mengerikan dan Speed yang sangat cepat. Memang, Alakazam tak akan tahan serangan, tapi siapa yang peduli jika kau bisa menyerang duluan dan mengalahkan lawan dengan satu serangan itu. Ketika jadi Mega, kekuatan itu makin dipertegas. Spa 175 dengan Speed 150, hampir pasti mengalahkan semua lawan dengan satu serangan. Ability Trace yang dimiliki Mega Alakazam juga sangat bagus, bayangkan jika lawanmu Mega Kangashkan. Tapi menurutku tetap ability Alakazam yang terbaik adalah Magic Guard, yang paling tidak cukup membantu Alakazam dalam bertahan juga. Jadi kombinasi itulah yang membuat Alakazam no. 1 di list ini.

Aku Bertemu Spongebob


Badanku rasanya mati rasa karena kedinginan karena setengah tenggelam di perairan ini, sedangkan Rose gemetaran di atas puing kapal. Sudah setengah jam sejak kapal kami yang katanya tak bisa tenggelam itu tenggelam karena tertabrak gunung es. Sampai sekarang, belum ada pertolongan.
“Rose....aku sudah tidak kuat...” kataku.
Rose melihatku menangis, “Jack....oh Jack, bersabarlah. Pertolongan pasti akan tiba.”
“Bukan, maksudku, bisakah kau geser sedikit. Aku juga mau naik...”
Rose terdiam, lalu dia berkata lagi dengan sedikit menangis, “Aku tahu kau sudah tidak tahan Jack. Tapi tenang saja, aku akan hidup terus. Aku akan menjadi tua, dan punya anak, lalu anak itu akan kuberi namamu oh Jack sayangku...”
“Hmm, aku hanya ingin naik.”
“Selamat tinggal Jack,” isak Rose. Dia mendorong kepalaku ke dalam laut.
“Tu...tunggu, apa yang kau lakukan? Aku blllppppp......”
Aku terus tenggelam dan tenggelam, tak ada tenaga untuk berenang. Sementara itu nafasku makin sesak. Sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, aku bertekad akan menghantui Rose jika mati di sini.


Aku membuka mata, mendapati diriku di sebuah kamar. Di sebelahku, tampak sosok seseorang. Orang yang sangat aneh karena memiliki kepala....kotak.
“Ah syukurlah kau sudah siuman!!” katanya dengan sangat ceria.
Dia bukan manusia!! Aku terbangun dengan panik sampai aku terjatuh dari tempat tidur. Saat itulah sebuah terompet berbunyi sangat keras.
“Apa...apa itu?” Aku menutup telinga. Si kotak itu memencet tombol di terompet itu sambil tertawa.
“Ahahahak, itu hanya jam alarm,” katanya.
Alarm yang sangat aneh itu mati. Kini si kotak itu memperhatikanku sambil tersenyum lebar. Sepertinya dia menungguku bicara.
“Ngg, halo...”
“Halo!! Namaku Spongebob Squarepants. Siapa namamu?”
“Aku...Jack. Tunggu, kau ini apa?”
“Aku? Tentu saja aku spons!!”
“Spons? Maksudmu...spons yang biasanya di dapur itu? Kenapa kau bisa bicara, dan berjalan, dan memakai dasi?”
“Ahahahak, kau pasti masih bingung karena jatuh tadi. Aku sudah siapkan makanan,” kata Spongebob. Dia mengeluarkan sebuah burger entah dari mana.
“Ini Krabby Patty!! Makanlah.”
Aku mengambilnya dengan ragu. “Ah, terima kasih....spons.”
“Namaku Spongebob.” Dia terus melihatku makan dengan senyum lebar sehingga aku tidak nyaman.
“Kenapa?”
“Jadi.....” katanya.
“Jadi...apa?”
“Bagaimana rasanya? Itu Patty dengan keju yang kubuat spesial!!”
“Oh,” aku salah tingkah, “ini enak, terima kasih. Tapi kurasa kau lupa menaruh kejunya.”
Senyum di muka Spongebob hilang. Lalu tiba-tiba saja dia seperti terkena serangan asma.
“He, hei...kau tidak apa-apa?”
“Aku lupa menaruh keju. Aku lupa menaruh keju.”
“Tidak apa-apa, ini tetap enak kok...”
“AKU LUPA MENARUH KEJU. AKU LUPA MENARUH KEJU.” Dia mulai berkata hal yang sama berulang-ulang dengan nada tinggi. Karena tidak tahan, aku menutup mulutnya dengan tanganku.
“Dengar, anu, Spongebob. Bisakah kau beritahu aku di mana? Dan makhluk apa kau?”
Spongebob terlihat ceria lagi, “Kau berada di kota Bikini Bottom. Dan aku adalah spons.”
Bikini Bottom? Nama yang aneh untuk sebuah kota. “Aku tidak pernah mendengar nama kota ini. Apa aku terbawa arus ke sini? Apa ini dekat New York?”
“Ahahahak. Kau bukan hanyut, kau tenggelam. Bikini Bottom berada di dasar laut.”
“Apa?” Aku mulai berpikir kalau spons ini tak punya otak. Tapi sejak kapan sih spons punya otak. “Apa maksudmu ini di dasar laut?”
“Ini di dasar laut. Tempat makhluk-makhluk laut tinggal.”
Aku ingin menyangkal, tapi kalau kuingat-ingat, aku memang sedang tenggelam saat terakhir kali aku sadar.
“Tapi ini tak mungkin di dasar laut. Bagaimana mungkin aku bisa bernafas di dalam laut?”
Spongebon tersenyum lebar, “Itu semua hanya perlu....imajinasi.....”
Dia mengayunkan tangannya, membentuk sebuah pelangi bewarna-warni. Aku tak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi itu keren.
“Oke...apa kau tahu bagaimana caranya aku bisa kembali ke atas laut?”
Dia terlihat berpikir. “Aku tahu. Kita tanya saja sama Sandy. Dia itu ilmuwan!!”
“Itu sepertinya rencana bagus. Di mana dia tinggal?”
“Ayo ikut aku.” Spongebob mengajakku keluar. Aku akhirnya benar-benar percaya kalau ini di laut karena kemanapun aku melihat ada ikan. Anehnya, langitnya terlihat seperti bunga-bunga. Anehnya lagi, aku baru saja keluar dari rumah nanas, yang bertetangga dengan semacam patung di pulau Paskah dan batu besar.
“Kau tinggal di rumah nanas?”
“Ya, aku menumbuhkannya sendiri,” jawabnya. Baru kali ini aku mendengar jawaban aneh seperti itu.
Tempat ini benar-benar berbeda dengan yang kukenal, dan itu membuatku gugup. Aku berharap Sandy yang dikatakan Spongebob itu benar-benar ikan yang cerdas. Mungkin dia lumba-lumba. Lumba-lumba terkenal pintar kan?
Semua perkiraanku meleset ketika aku mengetahui Sandy itu ternyata adalah tupai, dan dia tinggal di dalam sebuah kubah kedap air. Anehnya, aku bisa bernafas di dua dunia ini dengan mudah, sementara Spongebob harus memakai helm air ketika masuk.
Ini pertama kalinya aku melihat tupai yang seukuranku dan memakai bikini, dan sesuai kata Spongebob, dia memang terlihat pintar. Jangan tanya padakau bagaimana tupai bisa terlihat pintar.
“Jadi, kau akan pergi ke New York?”
“Ya ya. Kau tahu bagaimana cara pergi ke sana?”
“Itu mudah. Kau hanya perlu menaiki bus di dekat Krusty Krab. Di sana ada bus yang akan menuju Amerika. Biasanya aku selalu menaiki itu jika ingin pulang ke Texas.”
“Kau dari Texas? Kenapa kau tinggal di dasar laut?”
“Aku kan ilmuwan. Aku ingin mencari tempat tenang untuk melakukan penelitianku. Oh, soal itu...” Sandy melihat jam, “kurasa monyet-monyet ilmuwan itu akan datang sebentar lagi untuk melihat temuanku yang baru. Kalian sebaiknya pulang sekarang.”
Spongebob melambai-lambai pada Sandy ketika kami keluar dari rumahnya, “Daah Sandy. Jangan lupa nanti kita latihan karate lagi.”
“Kau bisa karate?” kataku terkejut mendengar ada spons yang bisa bela diri.
“Ya! Dan aku cukup jago. Ahahahak. Mau kuperlihatkan?”
“Nggg, tidak usah. Antar saja aku ke tempat bus itu.”
“Oke. Oh lihat, itu Patrick!!”
Spongebob menunjuk seseorang berbentuk bintang dan bewarna pink. Dia hanya memakai celana bunga-bunga dan terus menerus berdiri menghadap jalan tanpa berbuat apa-apa. Lagi-lagi makhluk aneh. Spongebob mendekatinya dengan riang.
“Hai Patrick! Apa yang sedang kau lakukan?”
“Hai Spongebob. Aku melakukan hal yang selalu kulakukan, tidak ada.”
Wow, benar-benar makhluk yang rajin. Spongebob mengenalkanku padanya. Dia melihatku dengan seksama.
“Kau....makhluk darat?” tanyanya.
“Ngg, ya.”
“Hmmm, hmmm, mmmhhh zzzzz.”
Aku terdiam. Bintang di depanku ini tiba-tiba saja tertidur.
“Patrick pasti lelah karena melakukan ‘tidak ada’ terus menerus. Biarkan dia tidur,” kata Spongebob. Sejujurnya, aku tak tahu bagaimana orang bisa lelah karena melakukan ‘tidak ada’, tapi dia jelas bukan orang, jadi aku tak akan protes.
“Ah, itu dia Krusty Krab.” Mata Spongebob bersinar-sinar, seakan-akan bangunan itu memiliki sejarah yang sangat dalam sampai dia sangat mengaguminya. “Ini restoran terbaik yang pernah ada.”
“Oh, ini restoran? Tempatnya....unik,” komentarku.
“YA!!” teriak Spongebob tiba-tiba, membuatku kaget. “Ini juga tempatku bekerja. Dan disini juga tembak bekerja tetangga terbaik yang pernah ada. Namanya Squidward. Ayo, akan kukenalkan kau padanya.”
“Tidak per....aahhhh!!” Spongebob menarikku begitu saja memasuki Krusty Krab. Dia membawaku ke seorang....cumi-cumi? Hidungnya sangat besar dan dua terlihat sangat muram. Dia sedang membaca buku ketika Spongebob berkali-kali memanggilnya.
“Squuiiiiiddddwaaarrrddd, ooohhh ssqqquuuiiiiddwwwarrrddd....”
Squidward hanya diam saja. “Kurasa dia sedang tak ingin digang....”
“OOOHHH SSQQUUIIIIDDDWWAAARRRDDD.”
“Huuufft,” Squidward melihatnya dengan malas, “baiklah, aku menyerah. Ada apa Spongebob?”
“Tidak ada. Aku hanya ingin menyapa tetangga favoritku.” Dia lalu mencium dahi Squidward dan menarikku keluar restoran. Aku sempat melihat Squidward terlalu kaget sampai-sampai mukanya kosong. Atau mukanya memang begitu dari awal, entahlah.
“Nah, ini dia terminalnya.”
“Terima kasih, Spongebob. Kapan kira-kira bus-nya datang?”
Spongebob berpikir, “Aku tidak tahu. Bagaimana kalau kita bikin saja bus-nya?”
“Eh, apa?”
Spongebob lalu mengeluarkan gelembung sabun dan meniupnya. Gelembung yang ditiupnya, entah bagaimana caranya, langsung membentuk sebuah bus besar.
“”Kau...bagaimana...” Aku tak pernah melihat orang yang punya keahlian dengan gelembung sabun sepertinya sebelumnya. Tapi sekali lagi, dia bukan orang.
“Ayo naik,” katanya sambil berbinar-binar.
“Apa? Ini keren, tapi memangnya bisa jalan?”
“Ahahahak!! Tenang saja, aku juga sudah membuat gelembung supir di dalamnya. Jadi kita bisa pergi.”
Benar saja. Di dalam bus itu sudah ada ikan yang menyetir. Dan anehnya, gelembung itu tidak pecah saat kami naik. Apa benar gelembung ini terbuat dari sabun?
Kami lalu duduk di salah satu kursi dan bus itu pun bergerak. Mungkin tidak tepat kalau disebut bergerak, lebih cocoknya....melayang. Bus ini hanya pergi kemana angin tertiup. Aku sempat takut ketika kami naik ke atas, tapi Spongebob menenangkanku.
“Tenang saja. Gelembungku kuat kok. Ahahahahak!!”
“Oke oke, aku percaya padamu.”
“Aku belum tahu bagaimana kau bisa tenggelam?” tanya Spongebob.
“Oh, kapalku tertabrak sesuatu. Katanya sih bukit es. Dan kapal itu terbelah dua dan tenggelam.”
Spongebob mengagguk-angguk. “Ngomong-ngomong soal kapal, saat aku berlatih karate sebelum bertemu denganmu, aku secara tak sengaja membelah dua kapal, ahahahahak!”
Aku melihatnya kaget, “Tunggu, kau bisa membelah kapal?? Dengan tangan sponsmu itu??”
“Ya. Aku bisa membelah apa saja!!”
“Apa kau berada di dekat gunung es ketika kau membelah kapal itu?” tanyaku curiga.
“Ya!! Aku mengira suara kapal adalah Sandy yang sedang mengincarku. Jadi aku bersembunyi di balik gunung es dan menyerang kapal itu. Ternyata terbelah, ahahahak!”
Aku meremas bahunya dengan geram, “Kau...jadi kau penyebab Titanic tenggelam!! Apa kau tahu berapa banyak orang yang tewas gara-gara perilakumu??”
Spongebob terdiam sebentar, lalu dia menjawab, “Tidak. Ahahahahak!”
Bagaimana mungkin dia masih bisa tertawa? Spons ini jelas psikopat. Aku tak berani dekat-dekat dengan dia terlalu lama. Untunglah tak lama kemudian, kami hampir mencapai permukaan. Aku buru-buru keluar dari bus itu.
“Tunggu, aku mau mengantarmu!” seru Spongebob.
“Tidak mau, dasar psikopat sialan!!” Aku menggigit bus itu. Bus itu meledak dan Spongebob terlempar entah ke mana. Aku juga terkena ledakan itu dan terhempas ke arah yang berlawanan.


Kepalaku terbentur sesuatu. Aku tersadar dan buru-buru melihat keadaan sekitar. Aku jelas sudah mengapung di dekat sebuah pelabuhan karena tadi kepalaku terbentur kapal nelayan. Untunglah, akhirnya aku bis bertemu manusia.
“Hai pak...”
Ada suara seseorang memanggilku, tapi aku tak bisa melihatnya.
“Pak, pak, di bawah sini.”
Ternyata dua ekor ikanlah yang memanggilku. Yang satu adalah ikan badut, dan yang satu lagi seekor ikan bewarna biru.
Memang aneh dipanggil oleh ikan, tapi setelah semua kejadian sebelumnya, ini justru terlihat agak normal.
“Ada apa?”
“Apa bapak tahu di mana P. Sherman 42 Wallaby?” kata si ikan badut. “Aku harus mencari anakku, Nemo.”