Kemal si Blogger Iseng

show them all you're not the ordinary type

Jika Hidupku Adalah Film India



Aku tak percaya hari ini akan kencan.

Semuanya bermula dari ketika aku tak sengaja bertemu wanita itu di pasar ikan. Aku sedang memilih-milih ikan mana yang mau kumasak entar malam ketika tiba-tiba dia menabrakku dan menjatuhkan semua barang belanjaannya. Aku terpaksa membantunya, lalu tangan kami bertemu saat hendak sama-sama mengambil ikan yang jatuh.

Aku melihatnya, dia melihatku. Aku tersadar ternyata mukanya manis sekali, dan matanya indah. Tiba-tiba entah darimana terdengar lagu India mengalun.

"Siapa sih yang putar lagu keras-keras?" kataku merasa terganggu. Hal yang selanjutnya terjadi lebih mengherankan lagi. Si cewek joget-joget dengan semangatnya.

"Aaahhh, aku jatuuuuuhhh ciiintaaaaa" dia bernyanyi dengan logat india sempurna. Aku hanya bisa terpana. Lalu keadaan semakin kacau lagi, tukang-tukang ikan itu berjoget dengan gaya yang sama persis. Mereka bahkan bertindak sebagai backing vokal. Apa mereka sudah melatih ini? Apakah aku masuk acara reality show?

Setelah 5 menit joget, suasana kembali normal, tukang ikan kembali ke tempatnya masing-masing. Aku masih bingung apa yang terjadi barusan. Wanita itu mendekatiku dan mengatakan namanya, "Hai, aku Kapoor."

"Kapur? Kenapa namamu kapur? Apa ibumu guru?"

"Bukan Kapur, tapi Kapoor!! Ah itu tidak penting, siapa namamu tampan?"

Aku kaget batin dibilang tampan, tapi kupaksa tetap cool, "Namaku Kemal."

"Jadi Kemal, aku kosong malam ini."

"Oke," aku awalnya bingung, tapi lalu tersadar, "Ooh, kau mau aku mengajakmu kencan? Oke, kau mau kencan denganku malan ini?"

Jujur aja, aku hanya asal ngomong, makanya aku kaget waktu dia mengangguk malu-malu.

Lalu kita kembali ke masa kini. Aku sedang berganti baju untuk kencan. Kita akan bertemu di taman.

Aku memutuskan datang 5 menit lebih cepat agar dia tak perlu menunggu. Ake memang seorang gentleman.

Dia datang tepat waktu. Aku tak menyangka, akhirnya aku kencan. Kapoor menggunakan baju merah dengan selendang yang aku tak mengerti untuk apa, tapi yang penting dia terlihat cantik.

"Kita mau kemana?" tanyanya.

"Belum tahu sih, sekarang kita jalan-jalan aja dulu di taman."

"Oke."

Kami berjalan dalam diam. Aku megutuki diriku yang tidak pandai dalam mencari obrolan pertama. Ketika aku baru mau bertanya siapa namanya, dia tiba-tiba berhenti dengan muka kaget.

"Eh, kenapa?" kukira aku kentut dan secara tak sengaja merusak otaknya, tapi kulihat ia kaget dengan apa yang dilihatnya bukan yang diciumnya.

"Itu....mantanku..."

Aku melihatnya, pria tinggi hitam dengan rambut keriting dan badan kekar. Jambangnya dibiarkan panjang dan kumisnya dipotong rapi.

"Kapoor," katanya dengan suara dalam, "Kenapa kau tidak kembali padakuuuu?"

"Tidak Sharukh, aku sudah menemukan penggantimu."

Orang yang disebut Sharukh menjetikkan jarinya. Dari semak-semak muncul beberapa orang yang sama kekarnnya. Mampus, apa aku bakal dikeroyok.

Tapi perkiraanku salah. Cowok-cowok itu malah joget bareng!!

"Ooooh Kapoor, akuuu masih mencintaimuuuuu," dia bernyanyi sambil goyang-goyang kepala. Itu belum paling parah, tiba-tiba dia membuka kancing baju atasnya, menampakkan bulu dada yang sangat lebat, lalu kembali berjoget.

"Apa yang terjadi??? Dia kenapa?" Aku bermaksud bertanya pada Kapoor, tapi dia kabur duluan. Kukoreksi, awalnya kusangka dia kabur, tapi ternyata dia berlari ke arah tiang lampu dan ikut berjoget.

"Aakkkuuuu taaak bisa kembaaali padamu, ooh Shaaarrukkh..."

Segerombolan ibu-ibu entah darimana datang dan ikut berjoget dengan Kapoor. Aku kehilangan kata-kata.

Setelah lima menit balas-balasan bernyanyi, semuanya diam. Aku bersyukur itu selesai, tapi seperti biasa, aku salah.

Sharukh mengeluarkan pistol dari kantongnya. Aku terkejut dan mengangkat tangan, "Hei hei, tenang!"

"Jika aku tak bisa mendapatkanmu, tak akan ada yang boleh!"

Dia mengarahkan pistolnya ke Kapoor. Terdengar bunyi pistol.

"Tidaaaakkkk!!!!" teriakku.

Tapi Kapoor tak apa-apa. Justru Sharukh yang terlihat kaget. Dia memegang dadanya yang penuh bulu itu. Darah mengaliri tangannya, dan dia jatuh ke tanah.

"Inspektur Vijay!!" kata Kapoor.

Seorang inspektur berkumis lebat muncul dari balik semak. "Apa semuanya aman?"

Aku tak tau dia polisi dari pos mana, tapi aku lega tak terjadi apa-apa dengan Kapoor. Aku mendekatinya untuk memastikan dia baik-baik saja.

"Kau tidak apa-apa?"

"....."

"Kapoor, kau tidak apa-apa?"

"SHARUKH!!"

Kapoor berlari ke arah Sharukh sambil menangis meraung-raung. Lalu dia bersimpuh di mayat Sharukh. "Sharukh! Sharukh!"

Ternyata Kapoor masih mencintainya, aku merasa dikhianati. Seperti belum ringan penderitaanku, Kapoor mulai bernyanyi dengan logat indianya.

"Ooohh Sharuuuuukh, maaaafkaaan akuuuuu....."

Hal yang terjadi selanjutnya sangat ajaib, Sharukh yang baru saja mati tertembak di dada, perlahan menggerakkan badannya. Dia hidup lagi!!

"Kapoor...."

"Oh Sharukh," Kapoor memeluknya, "Ohhh Sharukh!"

Lalu semua orang keluar dari semak. Pria-pria kekar, ibu-ibu dan para remaja berjoget-joget merayakan bersatunya cinta mereka. Mereka pergi sambil berjoget, meninggalkanku sendirian. Inspektur Vijay menepuk-nepuk bahuku, "Sabar ya nak."

Aku melihatnya, "Tembak saja aku."

0 komentar:

Posting Komentar