Snow White lari dengan cemas sambil melihat ke belakang sesekali. Dia mendengar bahwa Ratu ingin membunuhnya dan sekarang dia harus mencari tempat persembunyian. Tapi dia tidak tahu harus kemana, jadi dia hanya berlari terus tanpa arah, berharap semoga menemukan suatu tempat untuk berisitirahat.
Sementara itu di istana, Ratu berhasil membuat sebuah apel beracun. Dia memanggil pengawalnya.
"Pengawal! Kirim ini ke Snow White!" Ratu menyerahkan apel itu.
"Baik Ratu! Tapi..dimana Snow White sekarang?"
Ratu berjalan ke cermin ajaibnya, "Wahai cermin ajaib, tunjukkan dimana lokasi perempuan tercantik di dunia ini! Selain aku tentunya, hohohoho."
Cermin ajaib memperlihatkan sebuah rumah kecil di salah satu kota. "Pasti dia bersembunyi di rumah jelek itu. Bawa apel itu kesana."
"Baik Ratu!" Pengawal itu pergi.
Ratu tersenyum jahat, "Dengan begini, Snow White akan mati dan aku akan menjadi perempuan tercantik di dunia! Hahahahahaha...ha.....ha,,,,Pengawal!!"
Pengawal yang lain buru-buru datang ketika dipanggil, "Iya Ratu?"
"Mana petirnya?"
"Maaf?"
"Seharusnya saat aku tertawa jahat, ada suara petir sebagai backgorund!"
Pengawal itu bingung, "Tapi....diluar sedang cerah."
"Kalau begitu panggil pawang hujan!" Ratu membentak marah.
"Ba...baik Ratu! Saya akan memanggil Jonny, dia pawang hujan terbaik disini."
Ratu duduk di kursinya dengan kesal, menunggu hujan agar bisa melanjutkan tertawa jahat.
Hanya saja Ratu melakukan kesalahan. Dia mengirim apelnya bukan ke tempat Snow White, tapi ke rumah perempuan yang sama cantiknya, yaitu Cinderella.
Cinderella sedang memakai baju pesta yang didapat dari Ibu Peri ketika apel itu datang. Karena tidak mau makan sebelum pesta, apel itu disimpannya di kulkas.
Ketika dia pergi memakai kereta labu, Snow White muncul dengan sangat kelelahan karena berlari terus. Cinderella lupa mengunci pintu dan Snow White masuk ke rumah itu. Dia hanya ingin beristirahat.
Di istana, Cinderella berhasil mencuri perhatian semua orang dan membuat saudari-saudari tirinya cemburu. Mereka diam-diam memasukkan racun kedalam roti yang bermaksud diserahkan pada Cinderella. Tapi jam menunjukkan jam 12 malam. Cinderella langsung lari keluar karena sihirnya akan menghilang.
Saudari tirinya bingung, tapi mengejarnya juga. "Cinderella! Mau kemana?"
"Aku harus pulang sekarang Kak. Tak ada waktu untuk menjelaskan."
"Tunggu, paling tidak bawalah roti ini. Kau belum ada makan kan?"
Cinderella ragu. Kakaknya tak pernah sebaik ini sebelumnya. Tapi diambilnya juga roti itu. "Terimasih Kak." Cinderella lari lagi. Tidak sengaja dia meninggalkan sebelah sepatu kacanya.
Pangeran Jacob terlambat mengejarnya. Dia mengambil sepatu kaca itu, "Dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat......tapi aku lupa mukanya. Akan kucari dia dengan memakaikan sepatu kaca ini pada setiap wanita. Jika pas, maka dia akan kuangkat menjadi istri."
Cinderella terus berlari. Sayangnya, dia buta arah. Entah bagaimana, dia justru tersesat di hutan.
"Ini dimana? Aku harus mencari tempat untuk berlindung." Cinderella menemukan sebuah rumah mungil di tengah hutan. Pemilik rumah itu adalah para kurcaci. Cinderella meminta izin untuk tinggal selama satu malam sebelum kembali ke rumahnya. Kurcaci tertua mengizinkan.
Besoknya Cinderella terbangun dengan perut yang sangat lapar. Rumah kosong, sepertinya para kurcaci sedang pergi entah kemana. Dia lalu teringat tentang roti pemberian kakak tirinya. Dimakannya roti itu, dan dalam sekejap dia tidak sadarkan diri.
Para kurcaci pulang dengan sangat kaget saat melihat Cinderella terbaring tak bergerak di lantai. Walaupun baru kenal, mereka memutuskan mengubur perempuan cantik itu sebagai penghormatan terakhir.
Ketika Cinderella hendak dikubur, lewatlah seorang pangeran tampan dengan kuda putihnya.
"Ada apa dengan wanita cantik itu?" tanyanya.
"Kami tidak tahu. Kami menemukan dia dalam keadaan tidak bernyawa."
Pangeran itu turun dari kudanya. Dia melihat Cinderella dengan kagum. Lalu tanpa sadar dia mencium wanita itu.
Kurcaci melihatnya dengan heran, "Kau baru saja mencium mayat?"
"Ya, tapi dia mayat yang cantik."
"Tetap saja mayat."
Pangeran hendak memprotes, tapi keajaiban terjadi. Cinderella hidup kembali. Dia melihat pangeran dengan senang, "Kau telah menyelamatkanku."
Pangeran tersenyum, "Aku pangeran Edward. Ikutlah aku ke istana. Akan kuangkat kau jadi istri."
"Pangeran Edward? Tentu saja!" Cinderella tahu pangeran Edward adalah pangeran dari kerajaan di sebelah kotanya. Tidak mendapat pangeran Jacob pun bukan masalah lagi bagi Cinderella.
Sementara itu, pangeran Jacob masih mencari cinta sejatinya. Sampai akhirnya dia tiba di rumah Cinderella. Dia mencobakan sepatunya ke kakak-kakak tiri Cinderella, tapi tidak ada yang pas.
"Apa tidak ada wanita lain di rumah ini?" tanyanya.
Mereka menggeleng. Mereka yakin Cinderella telah mati di suatu tempat. Tapi tiba-tiba Snow White keluar dari kamar sambil menguap. Kakak-kakak tiri Cinderella kaget, bukan hanya karena mereka tidak tahu ada orang ini siapa, tapi karena wanita ini juga sangat cantik. Pangeran Jacob pun berpikir demikian.
"Siapakah namamu?" tanya Jacob.
"Eh? Aku Snow White."
"Snow White...nama yang indah. Cobalah memakai sepatu ini."
Snow White bingung tiba-tiba disuruh memakai sepatu, tapi pangeran ini tampan dan dia tidak enak menolak, jadi dicobanya sepatu itu. Tidak pas.
Hening.
Pangeran Jacob melempar sepatu itu. "Ah tidak penting. Snow White, maukah kau menjadi istriku?"
Snow White terharu, "Aku baru saja melihatmu dan tidak kenal siapa dirimu, tapi kau tampan. Tentu saja aku mau."
Pangeran girang mendengar Snow White menerima lamarannya, "Wah, pencarian istri ini membuatku haus. Boleh aku meminta minum dari kulkas?"
Kakak tiri Cinderella mengangguk saja, masih shock dengan semua yang terjadi.
Jacob membuka kulkas itu dan menemukan sebuah apel di dalamnya, "Aku suka apel. Aku minta ya satu ini." Pangeran menggigitnya. Karena racun yang kuat, Pangeran Jacob langsung terjatuh tak bergerak. Semua orang disitu panik.
Kebetulan, Cinderella dan pangeran Edward datang. Cinderella pulang karena mau mengambil baju-bajunya sebelum pindah ke istana. Dia heran dengan keramaian di rumahnya.
"Ada apa ini?"
Salah seorang pengawal menjawab, "Pangeran Jacob memakan apel, lalu tiba-tiba dia tewas."
Cinderella kaget karena pangeran itu tiba-tiba saja sudah meninggal. Lalu dia ingat sesuatu, "Oh ya, pangeran Edward bisa membangkitkan orang mati dengan ciumannya."
Pangeran Edward yang tiba-tiba ditunjuk jelas terkejut, "Eh, apa?"
Snow White menarik Edward ke dalam, "Cium pangeran itu! Cepat!"
"Tu...tunggu..."
"Cium! Cium! Cium!" Semua orang ikut bersorak untuk mendukung. Cinderella bahkan menekan kepala pangeran Edward untuk memaksanya mencium pangeran itu.
Edward mencium Jacob. Semua orang hening, menunggu keajaiban.
Yang terjadi justru pangeran Edward ikut mati karena bekas-bekas racun masih tersisa di mulut pangeran Jacob. Orang yang melihatnya tak mampu berkata apa-apa.
"Bagaimana ini?" tanya Cinderella ke Snow White.
"Tak tahu."
Tiba-tiba, muncul seorang dengan badan kekar dan muka tampan di pintu rumah, "Hei, kenapa disini ramai sekali?"
"Ya ampun, itu Jonny, pawang hujan terbaik di dunia!" Snow White berkata girang.
"Dia tampan sekali..." Cinderella jadi ikut mengagumi badan kekar si pawang hujan.
Jonny yang dipuji hanya tersenyum senang, "Bagaimana kalau kalian berdua jadi istriku? Aku mau kok poligami."
Snow White dan Cinderella saling berpandangan, lalu menjawab bersamaan, "Mau!!"
Mereka bertiga pun hidup bahagia selama-lamanya. Tamat.
0 komentar:
Posting Komentar