Yoo, Pokemon akhirnya mencapai 20 tahun. Kalo dia manusia, Pokemon sekarang sudah jadi anak kuliahan yang dicintai semua orang, bahkan anak-anak. Oke itu agak aneh.
Pokemon Sun dan Pokemon Moon kini sudah di-konfirm, hype memenuhi udara, aku sesak nafas saking senangnya. Sudah lama aku menantikan petualangan baru dengan Pokemon baru. Dan gamenya akan dirilis dalam 9 bahasa! 9 BAHASA! *itu sangat penting*
Mengingat kita semua sedang merayakan 20 tahun Pokemon, aku akan sedikit menceritakan pengalamanku dengan game ini.
Tidak seperti kebanyakan orang, aku tidak main Pokemon saat masih kecil. Aku bahkan tidak tahu game Pokemon itu ada. Kegiatanku saat kecil adalah nonton tv, main bola diluar, atau baca komik. Memang sih aku nonton kartun Pokemon, dan aku sangat suka kartun itu, tapi yah gitu, Pokemon hanya salah satu kartun pengisi hari Mingguku. Aku tidak ingat kapan aku berhenti nonton kartunnya, tapi aku masih nonton petualangan Ash di Johto.
Saat makin besar dan mulai sering main game, aku sadar kalau game Pokemon itu ada. Tapi aku tak pernah berniat memainkannya karena sekali lagi, Pokemon hanyalah salah satu kartun hari Minggu untukku.
Dan sebelum kau sempat protes, aku tahu Pokemon itu anime, tapi kartun dan anime sama saja bagiku. Jadi diam dan peluk aja bantal guling bergambar cewek seksimu. Dasar weeabo,
Jadi Kemal, kapan kau mulai main Pokemon? Ohohoho. . .2012. Yup, saat dunia mau kiamat aku baru mulai main. Yah, bukan itu sih alasan sebenarnya.
Saat itu aku sedang bosan mampus setelah pulang dari kuliah dan seperti biasa, aku menghabiskan waktu dengan internetan. Aku lalu menemukan sebuah website yang menyediakan emulator untuk main gameboy. Tentu saja saat itu aku tidak tahu kalau ada emulator gameboy yang bisa didownload (noob soal game masih). Aku bahkan membuat artikel blog-nya saat itu :
Link.
Banyak game yang bisa dimainkan di website itu, seperti Mario, Tetris dan tentu saja, Pokemon. Aku berpikir "wah ada game Pokemon. Aku sih suka kartunnya, coba main ah." Aku lalu mencoba main game Pokemon Red.
Dan saat itulah, hidupku berubah. *terdengar suara choir malaikat di background*
Aku memilih Charmander sebagai Pokemon pertamaku. Aku ingat saat itu tidak tahu bagaimana cara menangkap Pokemon sampai si kakek tua yang tidur di jalan itu memberitahuku. Tentu saja!! Pokeball!! Aku merasa kembali seperti anak kecil lagi.
Sangat menyenangkan rasanya bisa menangkap Pokemon apapun yang kita suka, apalagi mengingat Ash Ketchum di kartun terlalu jarang punya Pokemon baru. Aku selalu merasa keren ketika menangkap Pokemon, bahkan saat yang ditangkap adalah Pokemon cupu seperti Weedle. Hei, Ash Ketchum tidak punya Pokemon ini! Aku lebih hebat dari dia! (Aku belum sadar kalau Ash itu ternyata adalah trainer yang sangat buruk).
Kalau kuingat lagi, aku benar-benar bermain secara amatir saat itu. Tidak tahu type advantage. Tidak tahu move ini ngelakuin apa. Aku menghindari petunjuk di internet karena benar-benar ingin menamatkan game secara mandiri. Aku ingat sangat kesulitan melawan Misty dan Sabrina. Lalu bingung cara hadapin hantu di Pokemon Tower. Nyasar di Victory Road. Pake Master Ball buat nangkap Articuno. Banyak memori indah.
Hall of Fame pertamaku adalah : Charizard, Clefable, Jolteon, Moltres, Zapdos, Articuno. Yup, aku menggunakan tiga legend dalam timku. Bener-bener kayak anak kecil.
Setelah itu, aku main berturut-turut Pokemon Silver, Pokemon Emerald, Pokemon Diamond, dan Pokemon Black. Aku main BW2 terakhir karena Pokemon X dan Y keburu keluar. Aku bahkan awalnya membeli 3DS hanya karena ingin Pokemon X.
Karena Pokemon juga aku bisa akrab dengan Ali, salah satu teman terbaikku. Aku dan Ali sama-sama masuk di Radio Kampus, tapi kami tidak pernah ngobrol-ngobrol sampai suatu hari secara tidak sengaja aku menyebut kata Pokemon di depannya. Dia langsung bertingkah kayak Pokemon Master dan menjelaskan semua hal tentang Pokemon.
Sejak saat itu, kapanpun kami ketemu di radio, kami pasti membicarakan Pokemon. Kami sampai dijuluki Duo Pokemon, yang menurutku nama yang cukup keren jika suatu saat kami membentuk grup dangdut.
Setelah lama bermain Pokemon dengan santai, suatu hari di Indomaret aku memutuskan, "Yo Li, gimana kalau kita coba tanding sama orang lain?"
Pokemon X dan Y memang terkenal karena memudahkan orang untuk tanding Pokemon dengan lebih mudah. Aku ingat saat itu, dengan memakai wi-fi Indomaret, aku mencoba tanding pertama kali dengan memakai tim Hall of Fame-ku. Hasilnya? Haha, jangan tanya. Kehancuran total.
Setelah itu pelan-pelan aku belajar cara bertahan hidup di dunia kompetitif. Bagaimana cara breeding yang benar. Bagaimana cara training Pokemon yang benar. Dan belajar kombo-kombo yang bisa digunakan dalam pertarungan. Aku akhirnya sangat menyukai Pokemon kompetitif. Tiba-tiba saja, Pokemon tidak terlihat lagi seperti game simpel untuk anak-anak.
Aku sangat gugup ketika mengikuti turnamen pertamaku. Hasilnya tidak jelek amat sih, 2 menang 3 kalah, tapi aku sadar kalau aku belum ada apa-apanya dibanding yang lain. Aku ingat saat itu Jason melawan Aldo di pertandingan terakhir dan mereka sama-sama belum kalah. Aku cuma merasa mereka sangat keren dan pengen suatu saat bisa sejago itu.
Jika kau bertanya apakah aku sudah jago sekarang, jawabannya tentu saja tidak. Tapi jelas aku jauh lebih baik dibanding saat pertama kali mencoba kompetitif, dan itu saja udah sangat bagus buatku *hashtag orang yang tidak punya tujuan hidup*.
Lewat kompetitif juga aku mengenal komunitas Pokemon Indonesia. Ternyata banyak lho yang main! Dan orang-orangnya sangat keren. Mereka saling membantu, saling tanding, saling ngobrol membahas strategi, saling ejek dan semacamnya. Bagi aku yang introvert, melihat banyak banget orang yang menyukai hal yang sama denganku itu sangat menyenangkan. Aku memang tidak terlalu banyak omong dan tidak terlalu akrab dengan orang-orangnya, tapi aku senang menjadi bagian dari komunitas ini.
So yeaaahhh, selamat ulang tahun ke 20 Pokemon. Aku memang baru mengenalmu selama tiga tahun setengah, tapi dirimu sudah menjadi salah satu bagian hidupku yang terpenting. Aku suka Pokemon, mungkin sampai tua nanti.
Udah ah.
Smell ya later.
0 komentar:
Posting Komentar